Rabu, 16 September 2009

PENGAMANAN BENDA CAGAR BUDAYA MENJELANG DAN SELAMA RAMADHAN DAN IDUL FITRI

Masalah keamanan telah menjadi sumber keresahan dikaitakan dengan isu terorisme yang telah mengancam dunia. Sasaran teror yang sekarang tidak hanya tertuju pada manusia namun juga bangunan baik yang berskala Nasional maupun Internasional. Semisal ledakan bom yang mengguncang bangunan Internasional seperti Hotel Marriots dan Ritz Charton beberapa waktu lalu yang sanggup membuat mata dunia terbelalak.

Dalam kaitannya dengan salah satu tugas pokok dan fungsi BP3 Yogyakarya dalam pengamanan Benda Cagar Budaya (BCB) di DIY telah digelar kontrol pengamanan. Kegiatan ini digelar dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap gangguan keamanan. Sesuai dengan surat tugas dari Kepala BP 3 Yogyakarta Nomor 1849.A3/BP3/DKP/2009 tertanggal 10 Agustus 2009 telah dilaksanakan kontrol malam dengan sasaran Candi Gebang, Barong, Prambanan, Kantor BP 3 Yogyakarta, Penampungan BCB Seyegan dan Mlati dengan pelaksana Drs. Tri Hartono, M. Hum, Fajar Susanto, Wiwit Heryanto, dan kawan-kawan, dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2009 diperoleh kesimpulan bahwa kondisi keamanan di lokasi tersebut dalam keadaan aman dan terkendali. Pada saat itu di Barong dan Prambanan diadakan pertemuan guna menyamakan pandangan dalam rangka peningkatan keamanan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Berdasar surat tugas Kepala BP 3 Yogyakarta Nomor 1850.A3/BP 3/DKP/2009 tanggal 10 Agustus 2009 pada tanggal 24 Agustus ditugaskan Donorejo, Suwarjo, Lanjar dan kawan-kawan untuk mengecek kondisi keamanan di Kantor BP 3 Yogyakarta, Candi Morangan, Kedulan, Sambisari, Kalasan dan Sari. Pada saat itu tidak diketemukan sesuatu hal yang mencurigakan, keamanan terjaga dengan baik.

Pada bulan September 2009 guna mengetahui kondisi keamanan di candi/situs selepas sholat terawih kembali dilaksanakan kontrol keamanan dengan berdasar surat tugas Nomor 2587.A3/BP3/DKP/2009 tanggal 12 September 2009 Kepala BP 3 Yogyakarta menugaskan Donorejo, Lanjar, Supri Rahadi, dan kawan-kawan, bertugas pada tanggal 12 September 2009. sasaran kontrol malam itu adalah Kantor BP3 Yogyakarta, Candi Sambisari, Gebang serta Penampungan BCB Turi, Mlati dan Seyegan. Berdasar pengecekan di lapangan lokasi-lokasi tersebut dalam keadaan terjaga, aman dan terkendali.

Pada tanggal 14 September 2009 selepas sholat terawih untuk mengetahui kondisi keamanan kembali diadakan pengecekan di lokasi-lokasi candi dengan berdasar surat tugas Kepala BP 3 Yogyakarta Nomor 2585.A3/BP3/DKP/2009 tanggal 12 September 2009 yang menugaskan Drs. Tri Hartono, M. Hum, Suwarjo A., Wiwit Heryanto, dan kawan-kawandengan sasaran kontrol malam Kantor BP 3 Yogyakarta, Candi Prambanan, Kraton Ratu Boko, Banyunibo, Ijo dan Barong. Berdasar hasil pengecekan dapat diambil kesimpulan bahwa personil jaga sesuai dengan jadwal piket saat itu dan sudah ada realisasi terhadap antisipasi keamanan pada bulan suci ramadhan khususnya di Candi Prambanan.

HUT Purbakala ke-96

Dalam rangka HUT Purbakala ke-96 yang jatuh pada tanggal 14 Juni, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta mengadakan serangkaian kegiatan untuk memeriahkannya. Upacara peringatan HUT Purbakala akan diadakan pada tanggal 15 Juni 2009 untuk seluruh karyawan BP3 Yogyakarta. Selain kegiatan untuk intern karyawan beserta keluarga, BP3 Yogyakarta juga menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat. Kegiatan tersebut meliputi Jelajah Budaya, Pengenalan Cagar Budaya pada anak panti asuhan, dan Penghargaan Pelestari Benda Cagar Budaya, yang diselenggarakan pada tanggal 6 Juni 2009 lalu.
Jelajah Budaya diikuti oleh 50 orang pelajar dari beberapa SMA di Yogyakarta dengan rute Kantor BP3 Yogyakarta – Candi Banyunibo - Candi Barong – Situs Ratu Boko – Candi Prambanan, sedangkan pengenalan Cagar Budaya untuk anak panti asuhan dilaksanakan di Candi Prambanan yang diikuti oleh 70 anak dari panti Asuhan Dhuafa Prambanan. Kegiatan ini dimaksudkan agar BP3 Yogyakarta lebih dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat mengetahui tentang tugas pokok dan fungsi BP3 Yogyakarta. Disamping itu, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan benda cagar budaya pada generasi penerus agar tumbuh kecintaan dan rasa bangga terhadap tinggalan nenek moyang, yang nantinya diharapkan tongkat estafet pelestarian dapat mereka teruskan.
Adapun kegiatan penghargaan pelestari Benda Cagar Budaya 2009 merupakan lanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BP3 Yogyakarta pada tahun 2008. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada masyarakat pemilik/pengelola Benda Cagar Budaya yang mempunyai komitmen tinggi untuk tetap melestarikan bangunan yang dimilikinya, dan paguyuban atau kelompok masyarakat lokal yang secara konsisten berpartisipasi dalam pelestarian Benda Cagar Budaya. Tujuannya untuk mendorong masyarakat mempunyai rasa bangga serta menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi terhadap Benda Cagar Budaya, khususnya di kalangan pemilik/pengelola dan paguyuban sehingga kelestariannya akan terjaga.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, maka telah dilakukan penilaian terhadap pemilik, pengelola BCB, paguyuban dan kelompok masyarakat yang secara konsisten berpartisipasi dalam pelestarian Benda Cagar Budaya. Penilaian terhadap bangunan cagar budaya berdasarkan pada beberapa kriteria, yaitu:
1. Nilai-nilai filosofis yang terkandung, mencakup tata ruang, gaya serta ornamen kelengkapan lainnya
2. Keaslian bangunan dan lingkungan di sekitarnya, yang mencakup pengerjaan, bentuk (design), tata letak (setting) dan bahan (material)
3. Keterawatan, yang mencakup bangunan dan lingkungannya
4. Pemanfaatan dan pengoperasian serta nilai sejarah bangunan cagar budaya dalam hubungan dengan kesesuaian fungsi
5. Pengelolaan ataupun kemandirian pendanaan pelestarian dalam hal perlindungan dan pemeliharaan.

Adapun penilaian terhadap paguyuban atau kelompok pelestari Benda Cagar Budaya berdasarkan pada kriteria:
1. Eksistensi lembaga yang mencakup legalitas pendirian, struktur organisasi dan kepengurusan
2. Frekuensi kegiatan, yaitu aktivitas kegiatan yang telah dilakukan selama 2 tahun terakhir ini
3. Ruang lingkup aktivitas di bidang pelestarian benda cagar budaya sehingga terjadi komunikasi dengan pihak BP3 Yogyakarta
4. Pengelolaan pendanaan.


GBPH Yudhaningrat saat menerima piagam penghargaan pelestari warisan budaya


Proses penilaian pada kegiatan Penghargaan Pelestari Benda Cagar Budaya 2009 ini dilaksanakan oleh tim penilai yang kompeten dan ahli di bidangnya, sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Untuk tahun 2009, penghargaan pelestari diberikan untuk 5 (lima) pemilik/pengelola bangunan cagar budaya serta 2 (dua) paguyuban/kelompok pelestari Benda Cagar Budaya, yaitu Ibu Retno mewakili Ndalem Kaneman, GBPH Yudhaningrat mewakili Ndalem Yudonegaran, Ibu Dewi mewakili Rumah Ibu Moelyo Soebroto, Ibu Laksmi mewakili Rumah Mr. Jody Gondokusumo, Bangunan SMA BOPKRI I diterima oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan, Ibu Titi Handayani mewakili Jogja Heritage Society, dan Bapak Muh. Husni mewakili Bonang Foundation. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat agar turut berpartisipasi secara aktif untuk menjaga dan melestarikan tinggalan budaya masa lalu. Dirgahayu Purbakala!

Selasa, 14 April 2009

DIKSAR SATPAM BP3 JOGJAKARTA

Pendidikan dasar satuan pengamanan (Diksar Satpam) Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta dilaksanakan mulai tanggal 16- 28 Maret 2009. Pendidikan ini dikelola oleh Badan Usaha Jasa Pengamanan Prima Security yang bermarkas di kompleks Grha Berbudi Jln. Imogiri Timur No. 210 Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. Peserta diksar sebanyak 22 orang. Hasil pendidikan ini diharapkan dapat mengisi kekosongan personel satpam yang ada di lingkungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta akibat beberapa personel yang ada memasuki masa pensiun sebagai PNS. Selain itu dimaksudkan untuk menambah jumlah personel di lapangan mengingat beberapa situs jumlah personelnya belum mencukupi.
Berdasarkan surat tugas Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta No. 580.A3/BP3/DKP/2009, peserta yang mengikuti Pendidikan dasar Satpam yaitu:
1. Purwanto
2. Giyanto
3. Agus Cahyono Budi S
4. Rasidi
5. Hardiyono
6. Muhtadi
7. Ngatijo
8. Suprihono
9. Sugianto
10. Haryudi
11. Mariyana
12. Sugiman
13. Haryanto
14. Hari Yunarko
15. Suratman
16. Basuki
17. Sudiman
18. Hasim
19. Arif Wasono
20. Joko Wiwoho
21. FX Sumarsono
22. Tri Suharyono
Materi yang diajarkan dalam pendidikan dasar Satpam meliputi:
1. PBB / PPM
2. Penggunaan tongkat dan borgol
3. Beladiri Polri
4. Pengenalan
5. Bahan Peledak dan Barang Berbahaya
6. Penangkapan dan penggledahan
7. Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
8. Pengetahuan dan Pengaturan Lalu Lintas
9. Penjagaan, Pengawalan dan Patroli
10. Pengenalan Komunikasi Radio
11. Tugas Pokok Fungsi dan Peranan Satpam
12. Psikologi Pelayanan Publik
13. Kemampuan Kepolisian Terbatas
14. Pembuatan Laporan/ Informasi
15. Perundang-undangan
16. Kemampuan Memberikan Pelayanan Prima
17. Inter Porsonal Skill
18. Etika Profesi
19. Pengetahuan Narkotika dan zat adaptif
20. Pengetahuan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
21. Pengetahuan Instansi
22. Polmas
23. Latihan Teknis
24. Muatan Lokal: Perpakiran, Pemadam Kebakaran
Instruktur yang memberikan materi pelajaran dari berbagai lembaga yaitu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Polda DIY, Brimobda DIY, Team Gegana, AMSI, Hotel Mercure dan pembina Pusdik Satpam Prima Security.

Kamis, 12 Maret 2009

Penyelamatan Temuan di Keparakan Lor, Mergangsan Yogyakarta

Tim Penyelamatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2009 telah menyelamatkan temuan yang diduga sebagai Benda Cagar Budaya di Kampung Keparakan Lor Mg I/1033, Kelurahan Keparakan, Kec Mergangsan, Kota Yogyakarta. Tim dibawah koordinasi Drs. Indung Panca Putra M Mus telah meninjau dan menyelamatkan benda temuan tersebut berupa kemuncak dari bahan batu andesit milik Ir Pranoto Hamijoyo.
Menurut keterangan pemilik, kemuncak tersebut ditemukan di rumah kos di depan STM Jetis Yogyakarta (sekarang SMK2/3), sewaktu dia masih menjadi mahasiswa geologi UGM pada tahun 1980 yang saat itu Fakultas teknik jurusan geologi masih menempati salah satu bangunan di STM tersebut. Setelah Pranato Hamijoyo mengetahui di salah satu rumah kos di kampung Jetis Pasiraman ada temuan benda antik, ia berusaha mengamankan benda tersebutke rumahnya di Keparakan Lor.
Pada saat ini Ir Pranoto Hamijoyo berdomisili di Serang dan bekerja sebagai Ketua yayasan Museum Krakatau Steel di Propinsi Banten. Setelah banyak bergaul dengan pecinta budaya dalam pekerjaan barunya ini, ia menyadari bahwa temuan yang telah diamankannya 29 tahun yang lalu mempunyai arti penting bagi perkembangan kebudayaan. Sewaktu melakukan liburan panjang di Yogyakarta dalammenyambut maulud nabi Muhammad tahun 2009, ia menyempatkan untuk melaporkan temuannya ini ke kantor BP 3 Yogyakartapada hari Sabtu tanggal 7 Maret 2009.
Hasil penyelamatan temuan ini akan diadakan penilaian apakah temuan tersebut bcb atau bukan. Selanjutnya temuan tersebut ditetapkan bcb atau bukan.

Selasa, 03 Maret 2009

PENYEGARAN SATPAM BP 3 YOGYAKARTA

Biro Binamitra Polda DIY telah mengundang Satpam BP 3 Yogyakarta untuk mengikuti penyegaran Satpam yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Februari 2008. Pelaksanaan dilaksanakan di lapangan MMTC Jl. Magelang Km. 5 Mlati, Sleman. Kegiatan ini dimulai sejak Pukul 07.00 sampai dengan 14.00 WIB.
Satpam yang mengikuti pendidikan sebanyak 74 orang, 16 diantaranya berasal dari Satpam BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Yogyakarta. Berdasarkan surat tugas Kepala BP 3 Yogyakarta nomor 422.A3/BP3/DKP/2009 tanggal 23 Februari 2009 Satpam yang mengukuti pendidikan sebagai berikut:
1. Sariyo
2. Susanto S.
3. Parjiyo
4. Fajar Swasono
5. Bambang Supriyono
6. Sukamto
7. Joko Triatmojo
8. Winarto
9. Dwi Winarno
10. Pariyun
11. Basuki
12. Y. Tri Purwanto
13. Rochmadi
14. Sudarman
15. Hardiyono
16. Tri Haryono
Materi penyegaran meliputiTupoksi Satpam, PBB/PPM, Dril Tongkat/ Borgal dan Beladiri. Para tutor penyegaran berasal dari Polda DIY dan Polres Sleman. AKBP Sara Harmin memberikan materi tugas pokok Satpam, fungsi Satpam dan Peranan Satpam. Bripka Sumardi memberikan materi PBB, sedangkan Dril Tongkat materi diberikan oleh Bripka Tri Bawono. Dril Borgol dengan tutor AKBP Wandoyo SH.

BP 3 Yogyakarta Tolak Rekomendasi IMBB Jalan Patehan Kidul 20 Yogyakarta

Balai Pelestarian Peninggalan purbakala Yogyakarta menolak atau tidak memberikan rekomendasi IMBB jalan Patehan Kidul 20 Yogyakarta. Pemohon atas nama sdr. Narwanto telah mengajukan permohonan rekomendasi IMBB pada tanggal 4 Februari 2009. Pada tanggal 6 Februari telah dilakukan peninjauan ke lapangan dipimpin oleh Drs. Indung Panca Putra M. Mus dengan anggota RA. Retno Isnurwindriaswari, SS, Suwardi, Suharini, Yusri Damayanti dan Lukman.

Hasil peninjauan ini disidangkan oleh Tim Analisis BP 3 Yogyakarta yang dipimpin oleh Drs. Tri Hartono, M. Hum. dengan Sekretaris Manggarsari Ayuati SS sedangkan anggota terdiri dari Dra. Ari Setyastuti, Msi., Drs. Ig. Eko Hadiyanto, Dra. Widiandari Budi Rahayu, Drs. Budhy Sancoyo, Dra. Hariyana Suryaningsih, Drs. Indung Panca Putra, M Mus. dan Dewi Puspito Rini. Penanggung jawab keTim analisis tidak keberatan dengan rencana arsitektur rumah kapling di jalan Patehan Kidul 20 Yogyakarta tersebut, namun tim meminta kepada pemohon dan peninjau lapangan agar berkonsultasi dengan Pihak Penghageng Wahono Sarto Kriyo Kraton Ngayogyakarta karena pemohon mengajukan tanah/ lahan jalan Patehan Kidul 20 untuk keperluan pengembang pemukiman (kapling bangunan).

Hasil konsultasi, Penghageng Wahono Wahono Sarto Kriyo menjelaskan bahwa di wilayah Jeron beteng (Kawasan Cagar Budaya Kraton) secara tradisi tidak diperkenankan untuk pengembang pemukiman (kapling bangunan). Berdasarkan konsultasi ini Kepala Balai Pelestarian tidak memberi rekomendasi IMBB jalan Patehan Kidul No. 20 sesuai surat No. 489N2/BP3/DKP/2009 tanggal 2 Maret 2009.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta telah memberikan rekomendasi IMBB kepada Drg. Tantri Onny Bianti (Natasha) untuk memanfaatkan bangunan di Jalan Sabirin 13 Kotabaru, Yogyakarta. Pemohon akan mempertahankan bangunan asli dan akan menambah bangunan baru di halaman belakangnya. Pemohon mengajukan rekomendasi sejak tanggal 2 Agustus 2008, namun setelah diberi arahan gambar perencanaan baru diserahkan kembali ke BP 3 Yogyakarta pada bulan Februari 2009. Pada tanggal 26 Februari 2009 rekomendasi IMBB diberikan dengan nomor surat464.N2/BP3/DKP/2009.

Sabtu, 28 Februari 2009

Peninjauan Kulon Progo

Pada tanggal 28 Februari 2008 Pokja Perlindungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala mengadakan peninjauan di kabupaten Kulon Progo dengan sasaran Situs Stupa Glagah, Makam Girigondo dan Situs Tirto. Tim Peninjauan terdiri dari: Dra. Ari Setyastuti, Msi, Drs. Indung Panca Putra, Manggarsari Ayuati, SS, Dewi Puspitorini, SS, Yusri Damayanti. Tujuan peninjauan untuk pengecekan keamanan tiga situs tersebut.
Situs stupa Glagah merupakan peninggalan masa klasik yang berlatar belakang agama Budha. Situs ini berada di desa Glagah, kecamatan Temon. Situs yang pada bulan ini dilakukan penataan lingkungan oleh Pokja Pemugaran bp3 Yogyakarta dalam kondisi aman dan terkendali.
Makam Girigondo merupakan makam keluarga adipati Pakualaman ini berada di Kecamatan Temon. Makam ini berada di atas bukit di sisi utara kecamatan Temon. Kondisi situs saat dilakukan peninjauan aman dan terkendali.
Situs Tirto merupakan situs ditemukan beberapa lingga yang berada di kecamatan kokap, Kulon Progo. Saat ini lingga -lingga tersebut sudah diberi atap sehingga keterawatannya terjamin. Kondisi artefak-artefak tersebut aman dan terkendali.